Apa yang akan dilakukan tentara saat ban kendaraan mereka tertembak ???

Kendaraan tempur atau kendaraan lapis baja yang digunakan militer, 

ada yang menggunakan roda rantai atau track ada pula yang menggunakan roda ban.

Masing-masing memiliki kelebihannya sendiri, 

dan tentunya juga kelemahan di sisi lain.

Roda rantai atau track memiliki kelebihan lebih kuat dan tangguh. 

Mampu menerjang medan berlumpur,

dan mampu megatasi berbagai jenis hambatan. 




Misalnya rintangan 90 derajat dan parit yang tidak terlalu lebar

Roda rantai juga lebih tahan terhadap tembakan musuh. 

Rantai tank tidak perlu mengkhawatirkan tembakan senapan serbu maupun senapan mesin.

Tapi disisi lain, roda rantai juga memiliki kekurangan, 

diantaranya harga yang jauh lebih mahal, serta bobot yang berat. 

Bobot yang berat membutuhkan mesin penggerak yang lebih kuat

sehingga biaya operasional kendaraan juga lebih tinggi.

Kendaraan tempur beroda ban, memiliki keunggulan lebih ringan. 


Harga yang tidak semahal track,

Serta perawatan yang lebih mudah dan murah.

Selain itu roda ban juga lebih cepat, terutama dijalan beraspal

Dari segi kenyamanan, mengendarai kendaraan beroda ban juga lebih nyaman dibandingkan roda rantai.

Tapi ada satu kelemahan utama roda ban ketika digunakan sebagai roda kendaraan tempur. 

Yakni ancaman tembakan musuh.

Ban yang terbuat dari karet, tentu tidak akan mampu menahan peluru.

Apa jadinya jika ban kendaraan tempur tertembak oleh musuh?

Apakah akan kempes dan mogok dijalan

Perlukan memanggil tukang tambal ban? 


Ataukah harus menyiapkan dongkrak untuk mengganti ban?

Kita akan membahasnya dalam artikel ini.

Resiko tertembak, menjadi salah satu resiko yang harus dihadapi oleh setiap bagian dari kendaraan tempur

Tidak terkecuali bagian roda atau ban

Tentunya, kemungkinan ini sudah diantisipasi dalam perancangan kendaraan tempur

Kendaraan tempur, dirancang tetap bisa melaju meskipun bannya tertembak peluru. 


Ada dua faktor yag mendukung hal ini 

yaitu jumlah roda dan desain roda tersebut.

Dari segi jumlah roda, umumnya kendaraan tempur memiliki roda lebih dari 4. 

Meskipun tetap ada yang beroda 4. 

Sebagai contoh, Anoa dan Badak menggunakan 6 roda

Pandur II memiliki 8 roda.


Jumlah roda yang banyak, selain untuk menahan bobot kendaraan dan mendistribusikan beban,

juga berguna jika salah satu roda kempes karena tertembak

Dengan 6 roda, jika salah satu roda tertembak, 

masih ada 5 roda lain yang menyokong kendaraan.

Kemudian, yang kedua adalah desain dari roda kendaraan tempur tersebut. 

Kendaraan tempur beroda, menggunakan roda jenis Run Flat Tire 

yakni ban yang masih mampu berfungsi meskipun kempes.

Ban ini tetap diisi udara. 

Tetapi di bagian dalam terdapat bantalan karet yang cukup tebal.

Ketika ban bocor dan tekanan udara keluar. 

Maka bantalan karet didalam inilah yang menopang ban.

Dengan menggunakan run flat tire ini, 

kendaraan tempur yang bannya tertembak masih bisa melaju. 

Meskipun tentunya dengan kecepatan yang berkurang, 

tetapi setidaknya bisa menghindar dari zona berbahaya.


Selain run flat tire, saat ini dikembangkan juga airless tire yakni ban tanpa tekanan udara

Ban menggunakan struktur semacam honeycomb dari karet.

Selain untuk militer, airless tire sebenarnya juga coba dikembangkan untuk mobil mobil komersil

Namun, faktor kenyamanan masih menjadikan airless tire belum sepenuhnya bisa diterima.

Namun, untuk aplikasi militer

airless tire ini tampaknya memiliki peluang untuk bisa digunakan secara luas dimasa mendatang. 

Dengan menggunakan ban ini, 

kerusakan di beberapa titik akibat tembakan tidak berpengarus secara signifikan.

SRC : Lycma Mil-Tech - YouTube



Iklan ada di sini

Komentar