Pantangan Jawa Yang Banyak Dilanggar Dan Maksudnya
Saya tidak akan menasehati . Saya hanya melanjutkan apa yang dikatakan leluhur kita di masa lalu.
Kakek-nenek kita dulu suka sekali membuat kiasan.. Bentuknya banyak, ada candra sengkalan, ada yang berbentuk lagu, peribahasa hingga petuah, ini ada hubungannya dengan nasehat dan pantangan. Nasihat orang-orang zaman dahulu memiliki kadar yang berbeda-beda.
Mulai yang hanya bersifat saran hingga pantangan., Mulai dari sesuatu yang istilahnya “pamali” hingga “'amit amit'. Mulai yang bisa berakibat biasa seperti rasa malu, hingga yang berakibat bisa membuat hidupmu sengsara. Jadi 13 petuah yang saya sebutkan ini nanti akan saya bagi menjadi dua kelompok.
kelompok pertama ada enam yang saya sebut kelompok ora-ilok dan kelompok kedua berjumlah tujuh dalam kelompok amit amit. Sebenarnya masih ada banyak, tapi 13 ini yang saya anggap penting. Maka jika menurut Anda ada hal penting lain yang terlewat, jangan ragu untuk menuliskannya di komentar.
Kita mulai dari kelompok pertama yaitu keompok “pamali”
1. ORA ILOK (Pamali)
- Jangan duduk diatas bantal nanti bisa bisulan Ketika saya masih kecil, jika saya menonton TV dan duduk di atas bantal, ayah dan ibu saya akan menegurku. Jangan duduk di atas bantal, nanti bisulan. Sungguh, ketika saya masih kecil saya bisulan di pantat.
Kalau saya pikir, sebenarnya tidak ada hubungannya antara duduk di atas bantal dengan bisulan. Penjelasannya begini, menurut saya ini karena saya terlalu banyak mengkonsumsi protein Sehingga ini menyebab utama bisul di pantat Walaupun dianggap mitos, namun nasehat ini mengandung makna yang baik dari segi sopan santun dan kepatutan.
Bantal adalah tempat kepala ketika kita tidur, kepala adalah simbol kehormatan. Maka tidak pantas jika dicampur dengan tempat pantat. Sama halnya seperti topi, tidak pantas jika dipakai keset. Seperti halnya celana dalam juga tidak pantas jika dipakai sebagai topi. Itu tentu saja tidak pada tempatnya.
Hal ini mirip dengan nasehat untuk tidak membuka payung di dalam rumah, nanti bisa terjadi hal buruk. Itu juga karena tindakan yang tidak pada tempatnya. Nasihat ini mengajarkan kita untuk meletakkan segala sesuatu di tempat yang benar. Habiskan makananmu, jika tidak nanti ayam peliharaanmu mati.
Anak kecil biasanya kalau makan selalu berantakan, ambil nasi dengan lauk yang banyak tapi tidak dihabiskan.. Nah, biar mereka mau mengubah sikapnya munculah nasehat dari orang tua zaman dulu. Jika makananmu tidak kamu habiskan, nanti ayam peliharaanmu mati. Ketika saya masih kecil saya diberitahu oleh orang tua saya dan juga bibi saya seperti itu.
Tapi saya tidak peduli dengan ayam, karena saya lebih suka kucing daripada ayam. Itu sebabnya ibu mengubah kalimatnya kalau tidak kamu habiskan, kucingmu yang akan mati nanti.. Mendengar ini aku sedikit takut. Tapi ketika mulai tumbuh, saya tidak kurang akal.
Jika nasi saya bersisa, nasi itu saya campur dengan ikan kemudian saya berikan ke kucing. Saya pikir jika saya memberinya makan setidaknya risiko kucing saya mati kelaparan akan berkurang. Namun sebenarnya maksud ayah dan ibu tidak seperti itu.
Saya baru mengerti ketika saya belajar mengaji dengan guru saya. Di sana saya belajar bahwa makanan yang tidak dihabiskan itu namanya Mubazir. Mubazir sangat erat kaitannya dengan sifat serakah, Di sisi lain, ayah ibu saya menambahkan bahwa tindakan itu untuk menghormati para petani yang telah mengupayakan hadirnya nasi.
Mulai dari masih berupa tanaman padi, beras yang belum dikupas hingga beras yang siap makan. Maka jangan sisakan makanan di piringmu meski hanya tinggal sebutir Siapa tahu berkah makananmu justru berada di nasi yang tinggal sebutir itu. Saat itulah saya menyadari bahwa nasihat ini mengajarkan kita untuk tidak serakah dan lebih banyak bersyukur. Bersyukur masih ada yang bisa dimakan.
Jika Anda bersyukur, rejeki Anda bisa bertambah, Tetapi jika Anda serakah, Anda bisa kehilangan Seperti ayam peliharaan menjadi mati dan sebagainya. Jangan konsumsi pantat ayam nanti bisa jadi bodoh. Brutu adalah bagian ayam di bagian belakang.. Pantat ayam, letaknya dekat dengan anus.
- Orang dahulu melarang anak-anak mereka untuk makan brutu, Mereka mengatakan bahwa nanti akan menjadi pelupa dan bodoh. Saya sendiri ketika masih kecil tidak suka brutu, karena jijik Kalau ada acara sedekah bumi, atau acara di menjelang ramadhan di Mushola Dimana disana ada jamuan dari daging ayam, saya lebih suka rebutan bagian paha atau dada. Lebih mengenyangkan.
Jadi apakah ini benar atau tidak? Begini. Jadi di dalam daging ayam mengandung dua macro nutrient, yaitu lemak dan protein. Bagian dada dan paha ayam tanpa kulit merupakan sumber protein yang baik, sedangkan bagian pantat dan kulit ayam kaya akan lemak atau kolesterol. Lemak dan protein itu sebenarnya sama-sama baik untuk diri kita sendiri.
Tetapi jika Anda makan berlebihan akan menjadi buruk. Karena kita makan nasi yang mengandung karbohidrat, Jika kita kebanyakan, akan bercampur dengan lemak sehingga bisa mengental dan menyebabkan penyumbatan darah. Akhirnya ketika tua beresiko menderita stroke.
Sementara protein baik untuk nutrisi otak dan pertumbuhan anak, Maka makan brutu itu tidak akan membuat menjadi bodoh, tapi karena anak kecil itu butuh lebih banyak protein daripada lemak. Maka, jika seorang anak makan selain brutu, dia mungkin lebih pintar daripada memilih makan brutu.
Tentu saja, di jaman dulu mereka tidak makan berlebihan Bisa makan ayam paling banyak jika ada acara tertentu atau pada saat hari raya. Beda dengan zaman sekarang.
-Jangan duduk di tengah ambang pintu, nanti susah dapat jodoh, Petuah ini bukan untuk saya, karena saya laki-laki, tetapi untuk saudara perempuan saya. Di masa lalu, orang biasa berbincang di depan rumah pada sore hari. Jika salah satu anggota keluarga tidak kebagian kursi. Ada yang duduk sembarangan, termasuk di tengah pintu dekat bangku. Menurut orang Jawa kuno, jika ada gadis yang duduk di tengah pintu itu pamali akan menyebabkan susah dapat jodoh.
Nasehat ini juga merupakan kiasan yang berkaitan dengan sopan santun. Orang Jawa masih memegang bibit, bobot, bebek untuk mencari menantu atau pasangan. Itu sebabnya jika ada gadis yang duduk di tengah pintu dianggap tidak sopan, karena pintu adalah tempat orang lewat, jika duduk disana maka otomatis menghalangi orang yang ingin lewat.
Apalagi jika dia duduk jongkok dan dia perempuan, itu semakin dianggap tidak sopan. Selain ini, ada lagi petuah serupa yang sering dilanggar secara bersamaan, yaitu tentang cara makan. Gadis di jaman dulu dianggap tidak sopan jika makan dengan menyangga piring, Ini sebenarnya sama dengan pelajaran Table Manner jika di budaya barat. Pelajaran tentang sopan santun.
Jika kita makan dengan cara menyangga piring maka kita biasanya makan di tempat yang tidak sepantasnya Tidak di meja makan Akhirnya ada yang makan sambil duduk di depan pintu, Maka dianggap sangat tidak sopan jika ada gadis makan dengan piring disangga tempatnya di depan pintu dengan posisi jongkok. Tentu itu pamali.
-Jika menyapu harus bersih, nanti dapat suami yang brewokan
Nasehat ini tidak bisa diartikan mentah. Karena jika yang dinasehati malas namun kritis, akhirnya mereka malah akan memilih untuk tidak menyapu daripada sudah menyapu namun beresiko. Sudah beresiko masih dikritik pula.
Nasehat ini ditujukan untuk anak perempuan, Bukan berarti anak laki-laki tidak harus menyapu, Saya dulu juga dapat tugas pekerjaan menyapu halaman, Sedangkan saudara perempuan saya menyapu di dalam rumah.
Maksudnya begini. Maksud ungkapan ini adalah nasehat bekal rumah tangga nantinya. Brewok adalah lambang seorang laki-laki yang lusuh. Lusuh karena tidak ada yang memperhatikan untuk bercukur hingga kumis dan jambangnya tumbuh panjang.. Gadis yang pekerjaan menyapunya tidak bersih dikhawatirkan nanti akan kurang perhatian ketika sudah berumah tangga.
Dikhawatirkan nanti dia tidak mampu memberi perhatian pada anak dan suaminya. Misalnya, seorang wanita yang lebih memilih ngobrol dengan tetangganya, sedangkan anak-anaknya belum belajar. Atau jika tidak ngobrol, maka mereka lebih memilih scroll facebook, instagram atau youtube dan menulis komentar komentar tidak jelas.
Padahal ada suaminya yang butuh perhatian sepulang kerja dan belum makan. Wanita seperti itu mungkin waktu kecilnya tidak pernah dinasehati orang tuanya saat menyapu, atau bahkan tidak pernah menyapu sama sekali.
Memang urusan menyapu dan mencari nafkah sekarang kadang bisa dikompromikan dan lebih fleksibel, bisa berbagi tugas, juga bisa dilimpahkan kepada asisten rumah tangga.
Jadi tidak perlu repot sendiri. Namun ini tidak sekedar soal pekerjaan menyapu, Ini tentang perhatian terhadap hal-hal kecil, kelihatannya sepele, tapi bagi orang Jawa bisa dijadikan media pembelajaran agar gadisnya nanti bisa menjadi wanita yang teliti, rajin dan bisa mengatur urusan rumah tangganya dengan baik. Karena kodrat melahirkan tidak bisa dipindah ke laki-laki.
-Jangan gunakan beras untuk mainan, nanti tanganmu kaku.
-Jangan meludahi sumur nanti bibirmu jadi sumbing.
Jika saran sebelumnya lebih ditujukan untuk anak perempuan, maka ini lebih umum dan lebih sering ditujukan untuk anak laki-laki yang bandel.. Tidak seperti orang barat yang makan roti dari gandum. Orang Jawa dan Indonesia pada umumnya mengkonsumsi nasi, Nasi berasal dari beras.
Di masa dulu penyimpanan beras tidak berada di tempat yang canggih seperti sekarang ini. Biasanya disimpan dalam gentong. Dan jika akan memasaknya, ditaruh dulu di baskom.,Kebiasaan anak kecil jaman dulu bisa bermain dengan apa saja, termasuk dengan beras. Namanya anak kecil, kadang tangan mereka kotor habis dipakai main tanah atau malah habis garuk garuk pantat.
Kemudian malah dicelupin ke beras. Nasinya kan jadi kotor dan berceceran. Daripada marah-marah, orang tua jaman dulu memlih menasehati mereka dengan ungkapan pamali. Pamali kalau kamu mainan beras, nanti tanganmu bisa "Kiting".
Kiting adalah jenis cacat pada jari yang bengkok atau tidak bisa ditekuk. Sebenarnya ini juga mitos, namun tetap memiliki maksud baik. Beras adalah bahan makanan, jadi harus higienis, higienis itu thoyib kalau menurut Islam. Kalau beras dijadikan mainan, pasti akan kotor dan berceceran, tidak higienis, tidak thoyib, pamali.
Ini mirip dengan ungkapan jangan meludah ke dalam sumur, nanti bibir Anda jadi sumbing. Saat ini, jika ada seseorang meludahi sumur pasti itu bisa berakibat buruk beneran, bukan karena dikutuk namun bisa beresiko dipukuli banyak orang.. Sumur adalah sumber air untuk segala keperluan seperti minum, mandi, mencuci dan sebagainya.
Jadi mengapa meludahinya, tentu ini sangat tidak pantas. Makna lebih dalam dari ungkapan ini adalah Jangan sampai kita mengotori apa yang menjadi sumber makanan orang lain, kita dan publik.. Nanti tangan kita bisa kiting dan bibirmu bisa sumbing
JIka tidak mendapat balasan di dunia, tentu bisa mendapat balasan di di akhirat. Maka ini maknanya dalam.
Itu tadi nasihat-nasihat yang berada dalam kelompok "ora ilok". Sekarang mari kita bahas tentang nasihat yang termasuk kelompok "amit amit"
2. AMIT-AMIT (Jangan sampai dilakukan)
Jangan terobsesi dengan Kedudukan, Harta dan Kesenangan dunia Ketungkul artinya terobsesi Terpaku, sehingga tolok ukurnya adalah kedudukan, harta dan kepuasan di dunia.. Tujuan hidupnya hanya untuk mendapatkan jabatan, kekayaan dan kesenangan. Padahal itu hanya alat.
Jabatan merupakan alat untuk memberantas hal buruk. Kekayaan adalah alat modal untuk mengajak berbuat baik.. Kesenangan adalah alat untuk beramal dan bekerja agara bisa nikmat. Jadi sebenarnya itu hanya alat
Namun di masa sekarang hal itu malah dijadikan tujuan hidup. Menjadi karyawan, menjadi pengusaha, menjadi pejabat dan kemudian melakukan apa saja untuk menjadi kaya. Akhirnya menjadi kaya tetapi masih merasa kurang kaya, tidak pernah merasa cukup.
Fungsi amar ma'ruf nahi munkar tidak jalan. Mereka tidak bisa menjaga bumi dengan mengajak kebaikan dan memberantas hal jelek Karena sudah terkunci. Ini adalah salah satu nasehat yang penting namun seringkali dilanggar. Dari jaman majapahit, demak, pajang sampai mataram. Sudah banyak contoh dari kisah-kisah orang dahulu yang salah jalan. Jika naiknya dengan cara yang tidak benar maka akan turun dengan cara yang sengsara, termasuk keturunannya.
Maka jangan terpaku dengan kedudukan, harta dunia dan kesenangan. Jangan merasa pintar nanti kamu tersesat. Jangan ingkar janji, nanti celaka. Pintar dengan merasa pintar itu dua hal yang berbeda. Pintar itu mampu, bisa, berbakat, tahu, dan paham, sedangkan keminter adalah merasa pintar. Mungkin dia memang pintar tapi merasa paling pintar, yang lain bodoh.. Ia merasa paling benar, yang lain salah. Itulah yang dimaksud dengan keminter.
Pada akhirnya kepintaran yang dimilikinya tidak bermanfaat bagi orang lain, hanya untuk kebanggaan. Lebih buruk lagi jika kepintaran tersebut menjadikan pemiliknya menjadi keluar dari kebajikan. Seperti menjadi pembuat hoax, menjadi konsultan politik namun tidak memikirkan bagaimana nanti dampaknya ke masyarakat, yang penting klien saya menang. Jadi content creator yang hanya peduli menghasilkan uang dari adsense tanpa memikirkan dampaknya bagi banyak orang. Seperti itu ada Ini yang dimaksud dengan keblinger (tersesat) Satu paket dengan nasihat untuk tidak sok pintar agar tidak tersesat adalah jangan ingkar janji agar tidak celaka.
Ketika masih belum memiliki jabatan, banyak janji yang dibuat kepada orang-orang. JIka nantinya akan melakukan ini dan itu. Tapi setelah tercapai, akhirnya dilupakan. Jadi hal seperti itu bisa menyebabkan celaka. Ini sama dengan kasus, pria yang suka merayu gadis-gadis Gadisnya dijanjikan berbagai hal, setelah dia mendapat untung kemudian pergi begitu saja.
Orang seperti itu juga bisa celaka. Maka berhati hatilah. Jangan mudah takjudb, jangan mudah terkejut, jangan mentang mentang. Saat ini informasi mengalir begitu deras. Jika dulu TV hanya ada TVRI, sekarang sudah banyak stasiun TV. Tidak hanya televisi nasional namun internasional.
Jika dulu berita yang dibaca sudah disaring oleh jurnalis yang kredibel, sekarang siapa saja bisa membuat berita. Melalui whatsapp, melalui youtube, melalui instagram, melalui facebook, melalui twitter, semua orang dapat membuat postingan, foto, dan video.
Bagi kita yang terbiasa menggunakan internet, jauh lebih mudah untuk menyaring mana informasi yang benar dan diperlukan. Tapi bagi orang yang sudah tua, ini bisa menjadi masalah. Jika dulu banyak berita yang bisa dikonfirmasi kebenarannya dan kredibel karena biasanya ditulis melalui surat kabar.
Sekarang beritanya bisa di copy paste, Saat berita sedemikian mudah disebarkan, orang yang baru tahu whatsaapp menjadi mudah kagum dan takjub. Semua berita yang ditemui dianggap benar, akhirnya disebarluaskan kembali tanpa henti.
Menjadi pesan berantai. Jadi ini masih terkait erat dengan pembahasan sebelumnya, di mana orang-orang pintar yang tersesat mereka yang membuat beritanya berita hoax, dan orang-orang yang mudah kagum adalah yang menerimanya dan mereka yang reaksioner yang menyebarkannya.
Ketemu jodohnya. Itu masalah bagi orang tua. Tetapi jangan berpikir bahwa orang muda juga tidak dapat terpengaruh. Jika yang lebih tua dipengaruhi oleh hoax, yang lebih muda lebih cenderung terpengaruh oleh tren. Melihat teman piknik kemudian jadi ingin piknik.
Padahal kebutuhannya sekarang bukan piknik. Baru musim prank, kemudian konten prank begitu banyak Baru musim joget, ikutan joget. Yang dulu ketika ulang tahun hanya cukup dengan berdoa di rumah, sekarang harus dirayakan biar seperti teman-temannya.
Dan di sisi lain, bagi mereka yang bisa melakukannya, Mentang mentang orang kaya kemudian tidak memikirkan bagaimana jika nanti ditiru oleh orang lain. Memaerkan mobilnya. Melihat artis idolanya memakai mobil yang bagus, kemudian mereka berkomentar.
Semoga suatu saat saya bisa memiliki mobil seperti itu. Doanya tidak salah, tetapi mudah kagum, gampang kaget dan mentang mentang itu tidak bisa dibenarkan. Itulah yang diajarkan para tetua zaman dulu. Jangan menginginkan sesuatu yang terlihat mencolok. Jangan terdistrak, nanti jadi tidak semangat. Bagaimana biar bisa tidak mudah takjub, kagetan, dan mentang mentang?
Caranya ya jangan menginginkan barang yang mencolok. "Melok" itu terlihat begitu cantik, menonjol, dan indah., Tampaknya akan sangat baik jika kita bisa seperti itu atau dapat memilikinya, Tetapi sebenarnya kita belum mengetahui kebenarannya. Itulah yang dimaksud "melok".
Ada tetangga punya mobil, dia jadi ingin punya mobil, Padahal itu hanya mobil kreditan. Temannya makan di kafe, kemudian dia juga ingin bergaul di kafe, Padahal sebenarnya kebutuhan temannya itu beda dengan kebutuhan kita.
Melihat teman-temannya kerja kantoran tampak begitu terhormat, Kemudian kegiatan dagang yang sudah dia lakukan menjadi tidak menarik Jadi ingin mendaftar sebagai karyawan meskipun dengan menyuap. Begitulah contoh orang yang silau dengan hal yang mencolok. Akhirnya menjadi "mangro"
"Mangro" itu artinya menjadi tidak fokus pada apa yang dia lakukan. JIka sudah seperti itu, akhirnya menjadi tidak semangat. Tidak ada antusiasme. Hidup itu kadang diwarnai dengan saling melihat dan membandingkan. Maka jika tidak kuat melihat, ya jangan melihat barang yang mencolok. Fokus saja pada kekuatan diri sendiri, sehingga Anda tidak menjadi silau dengan hal yang mencolok
Biar anda tidak terdistrak, karena nanti jadi tidak semangat. seperti peribahasa Atap tidak boleh lebih besar dari tiang. "Empyak" adalah bagian atap yang terdiri dari kayu rangka yang menopang genteng. Penyangganya adalah tiang (Cagak).
Pada rumah pencu atau joglo paling tidak tiangnya ada empat. Jika ada teras maka harus lebih dari itu. Tiang harus lebih besar dan lebih kuat dari kayu atap. Tiang itu bisa diartikan sebagai pendapatan yang berasal dari gaji jika karyawan, upah atau keuntungan jika bisnis. Sedangkan empyak adalah pengeluaran. Apa yang Anda belanjakan.
Jika pendapatan lebih banyak dibanding pengeluaran disebut surplus, jika sama disebut impas dan jika kurang disebut defisit. Yang dimaksud dengan terlalu besar kayu atap dibanding tiang adalah terlalu banyak pengeluaran dibandingkan dengan pendapatan. Pengeluarannya lebih banyak dibanding pendapatan.
Gajinya hanya 5 juta, pengeluarannya 7 juta. Kemampuannya beli honda beat, Ingin punya agya. Kelasnya masih ayla ingin naik xenia. Baru layak mengendarai Avanza, tapi ingin mengendarai Pajero. Begitu terus, tidak ada akhirnya. Akhirnya jadi tekor, hidupnya akhirnya untuk mengejar uang terus hingga melupakan hal lain.
Tanpa sadar tiba-tiba sudah menjadi tua. "Terlalu besar kayu atap dibanting kayu pilar " ini juga yang membuat kita rentan terhadap kepuasan Duniawi. Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya. Bagaimana agar tidak terlalu banyak pengeluaran dibanding pemasukan?
Orang Jawa dulu bilang, jangan mudah kagum, jangan mudah kaget dan jangan mentang mentang. Jangan adigung adigung adiguna.
Adigang itu membanggakan kekuatannya
adigung adalah terlalu bangga dengan kekuasaannya
dan adiguno adalah terlalu bangga dengan kecerdasannya.
Pintar, kuat dan perkasa sebenarnya lebih baik dari, bodoh, lemah dan tidak berdaya. Melalui kecerdikan, kekuatan, dan kekuasaan, kita lebih mudah mendorong orang untuk berbuat baik dan juga lebih mudah mencegah orang berbuat jahat. Tapi kalau sudah pintar, kuat dan berkuasa, tetap saja kita tidak boleh sombong, angkuh dan sok. Boleh pintar tetapi tidak boleh merasa paling pintar, Boleh kuat tetapi tidak boleh semena-mena, Boleh berkuasa tetapi tidak boleh sombong. Silahkan jadi mahasiswa tapi jangan remehkan lulusan SMA, Boleh saja jadi karyawan tetapi jangan meremehkan rekan yang lebih rendah.
"Datan serik lamun ketaman datan susah lamun kelangan" Ini adalah pesan dari tetua yang saya taruh di bagian akhir, "Datan serik lamun ketaman" itu artinya jangan mudah sakit hati saat menghadapi masalah dan "datan susah lamun kelangan" artinya jangan terlalu bersedih saat kehilangan. Petuah ini jika dilanggar akan menimbulkan stress dan depresi.
Semua yang kita miliki ini sebenarnya hanya titipan sementara. Kecerdasan, harta, kekuatan dan kekuasaan itu bukan dari hasil usah kita, Tapi karena kita telah dipercaya. Banyak orang bekerja keras banting tulang tetapi jika belum dipercaya oleh Tuhan, ya tidak akan berhasil. Maka setelah berhasil kemudian ada yang hilang ya tidak usah terlalu disesali Hilang sedikit tidak masalah, masih ada yang lain.
Siapa tahu keikhlasan kita ini malah bisa menjadi bekal kita di akhirat nanti. Umpama hilang semua ya tidak apa-apa, Selama masih diberikan kesehatan dan otak yang cemerlang. Jika tubuh Anda sehat dan otak Anda masih waras, Anda masih bisa mencoba lagi. Jika kita sudah bersikap pasrah seperti ini biasanya malah rejeki kita ditambah.
Dan apa yang menjadi nasehat orang jawa dahulu ternyata bisa menjadi obat mujarab
jika kita paham dan mampu melakukannya.
Sekian blog kali ini mengenai Pantangan Jawa Yang Banyak Dilanggar Dan Maksudnya , apabila terdapat kesalahan mohon maaf karena saya manusia biasa yang dapat melakukan kesalahan, sekian Terimakasih telah mengunjungi blog saya .
[' ']
Komentar