Agama enek moyang suku Jawa
Jawa jaman dahulu, sebelum masuk ajaran agama Buddha, Hindu, Islam, Kristen, Katolik dan Kong Hucu,
masuk di Indonesia nenek moyang kita sudah memiliki agama yang percaya pada satu Tuhan.
Agama ini disebut
agama Kapitayan atau agama Jawi. Ini jauh sebelum ada agama-agama lain kesini. Dan juga jauh sebelum Nabi Muhammad lahir.
Orang jawa Sebelum ada Islam masuk, mereka sudah mempunyai kepercayaan yang luar biasa tentang Ketuhanan Cuma, dia belum tahu, tentang ketuhanan yang, dia belum menyebut Allah Apakah sudah agama tauhid atau polytheisme? Tauhid.
Tuhid tentu Sudah ada
Sebab larinya ya, setiap orang kejawen yang mencoba memaknai itu pasti ke makna Kamitslihi syaiun dan Sang Hyang Taya itu Tan Kinaya Apa Itu sudah tauhid Itu sudah kata kata tauhid Kamitslihi syai' itu sudah kata kata tauhid Kemudian, "Taya tan kinaya apa"
Jadi Bila kaifin wal mislin itu sudah mengarah ke arah tauhid betul Jadi jika ada yang bertanya apa agama asli jawa?
yaitu agama Kapitayan, bukan hindu, budha dan lain-lain. Tuhan dalam agama Kapitayan disebut Sang Hyang Taya. Taya itu berarti "suwung" atau kosong. Tuhan agama Kapitayan tak terlukiskan.
Sang Hyang Taya didefinisikan sebagai "Tan Kena Kinaya Ngapa" tidak dapat diumpamakan, tidak dapat dibandingkan dengan makhluk, tidak terlihat, tidak dapat dipikirkan, dan tidak bisa dibayangkan, alias ghoib.
Laisa kamitslihi syaiun adalah firman Allah dalam Quran Surat Asy-syura ayat 11 yang arti tafsirnya sama dengan tafsir "tan keno kinaya ngapa" bahwa Allah tidak bisa diumpamakan, tidak sama dengan makhluk, tidak terlihat, tidak bisa dipikirkan dan tidak bisa dibayangkan.
Itulah sebabnya ketika Islam mulai diperkenalkan di masyarakat Jawa seperti “tumbu bertemu tutup”, klop Mungkin saja ini yang menyebabkan kenapa sekarang mayoritas penduduk Indonesia memilih beragama Islam.
Kita disuruh "memayu hayuning bawana", "ambrasta dur angkara", "Suro diro jayaningrat, lebur dening pangastuti" dan sebagainya.
Apakah itu sama dengan amar makruf nahi mungkar? Betul. Itu amar makruf nahi mungkar
Lihat QS. Ali Imron Ayat 110. Itu dasar Qurannya Kemudian "Suro diro jayaningrat, lebur dening pangastuti "
Lihat QS. Al Israa ayat 81
Jadinya walisongo dulu bisa mengambil maknanya, jika bahasa jawanya begitu dan bahasa arabnya seperti tadi
Pada zaman dahulu, para wali songo juga mampu menerjemahkan prinsip-prinsip kejawen yang ternyata sangat mirip dengan ajaran Islam Seperti memayu bawono Ambrasto dur Hangkoro" itu amar maruf nahi mungkar
Urip iku urup mirip dengan khoirunnas anfauhum linnas , artinya orang hidup harus mempunyai manfaat, dan manunggaling kawula gusti itu konsep La illahaillalah. La illahaillalah, La illahaillalah, La illahaillalah...
Pembahasan manunggaling kawula gusti saya mulai dari sini.
Pembahasan ini harus pelan-pelan dan tuntas Karena jika kita bisa benar dalam memaknai, maka hidup dan mati kita bisa lurus namun jika jika salah kita bisa jadi sesat.
Maka jika Anda sudah sampai di sini, silakan lanjutkan sampai akhir agar Anda tidak salah paham.
La illa ha illallah, tiada tuhan selain Allah.
Inilah arti terjemahan bahasa Indonesia terpopuler
namun nyatanya ini masih kurang tepat, jika ingin diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menurut Buya Syakur Amin seharusnya artinya adalah Tuhan itu Allah saja.
Tapi itu bisa dimaklumi. Namun alangkah baiknya jika kita mengetahui maknanya, makna syariat, makna tarikat dan makna hakikatnya. Maka dari itu, di ilmu tarekat itu pertama kali jika mengucapkan La Illaha Illalah Itu didahului La Ma'buda illallah Kemudian la illaha illalah.
Yang nomer tiga
La maujuda illallah. Jadi, la ma'buda, kemudian la mahbuba dulu,
La ma'buda, la mahbuba, la maqshuda, kemudian la maujuda
Di dunia dan alam semesta seisinya ini tidak ada wujud yang hakiki kecuali Tuhan itu sendiri.
Tuhan adalah penyebab atau wajibul wujud, sedangkan alam semesta adalah akibat. Tuhan ada sebelum kita ada, sebelum Adam ada, sebelum ada hewan, sebelum ada tumbuhan, sebelum ada bumi. Oleh karena itu sejatinya semua makhluk dalam bentuk diri kita ini tidak ada kecuali Allah sendiri.
Lâ maujûda bihaqqin illallâh (Tidak ada yang wujud itu maujud kecuali Allah)
La illaha illalah, La illaha illalah, La illaha illalah
Saya tidak bisa melihat Tuhan, tapi saya bisa melihat makhluk.
Ketika saya mengenal makhluk, saya jadi mengenal Tuhan.
Inilah yang disebut waidatusy syuhud.
Karena semuanya sudah ada, maka saya hanya bisa percaya dan hanya bisa menyaksikan mengerti dan kemudian berikrar secara lisan dengan Asyhadu alla ilahaillalah. Saya bersaksi bahwa tidak ada wujud itu bermakna wujud kecuali Allah.
Lâ masyhûda bihaqqin illallâh
(Tidak ada yang patut disaksikan kecuali Allah)
La illaha illalah, La illaha illalah, La illaha illalah
Bumi itu ada.
Namun bisa sirna, ada selesainya
Sedangkan Allah adalah wajibul wujud, yang baqo atau kekal. Jadi jika Tuhan berkehendak, Tuhan dapat memulai bumi dan mengakhiri keberadaan Bumi. Begitu juga wujud-wujud yang belum ada, misalnya cucu, Sekarang saya sudah punya anak namun belum punya cucu Cucu saya sekarang yang belum hadir namun nanti bisa dihadirkan wujdunya. Tapi cucu juga tidak bisa wujud tanpa kehendak Tuhan. Semuanya menjadi tidak penting.
Maka karena semua ini ada yang menghendaki, maka kita harus menyembah kepada yang punya kehendak itu.
La ma'bûda bihaqqin illallâh
(tidak ada yang berhak disembah selain Allah).
La illaha illalah, La illaha illalah, La illaha illalah
Makna Lâ ma’bûda bihaqqin illallâh juga dijelaskan dalam surat al-fatihah
Yang tiap hari wajib kita baca dalam sholat.
Iyyaka na'budu, yang artinya hanya Hanya kepada Engkau aku menyembah.
Itulah sebabnya para ulama tasawuf mengatakan bahwa makna
La ma'bûda bihaqqin illallâh (tidak ada yang berhak disembah selain Allah) itu adalah makna syariat
Lâ maujûda bihaqqin illallâh (Tidak ada makna wujud kecuali Allah) adalah makna tarekat
Lâ masyhûda bihaqqin illallâh (Tidak ada yang patut disaksikan kecuali Allah)
adalah makna hakekat
Sekarang apa hubungannya dengan "Manunggaling kawula gusti"?
Manunggaling kawulo gusti adalah istilah Jawa, jadi itu dimaknai sesat atau tidak, tergantung penafsirannya. Jika kalimatnya tentu saja tidak sesat, namun tafsirnya bisa beda-beda Penafsiran juga harus menggunakan tafsir bahasa Jawa dan tafsir ilmu. Manunggaling kawulo gusti sebenarnya merupakan konsep syahadat masyarakat Jawa pada masa lalu, yang diajarkan oleh wali songo termasuk syekh siti jenar kepada masyarakat Jawa untuk memahami Islam
Maka kita harus membahasnya secara urut .Jika tidak urut bisa salah. Tentang syekh siti jenar nanti saya bahas di lainkesempatan
Manunggal itu artinya menjadisatu. Kawula adalah saya atau keberadaan sebagai hamba. Gusti adalah keberadaan Tuhan. Aku dan Tuhan adalah hubungan antara makhluk dan pencipta. Karena tidak ada wujud yang bermakna wujud kecuali Tuhan maka saya sebenarnya tidak ada yang ada hanya Tuhan.
Aku menjadi ada karena Tuhan ada. Ada zat yang membuatnya menjadi ada. Jangan sampai kita menganggab bahwa Allah masuk ke kita, tidak bisa begitu.
Jadi wujudku di dunia ini karena ada nurullah (cahaya Tuhan).
Lâ maujûda bihaqqin illallâh (Tidak ada yang maujud kecuali Allah).
La illaha illalah, La illaha illalah, La illaha illalah
Saya tidak dapat melihat Tuhan, tetapi saya dapat melihat diri saya sendiri.. Saya dapat kenal dan memahami diri saya sendiri.
Ketika saya mengenal diri saya, maka saya mengenal Tuhan. Karena wujudku sudah ada, dan karena tidak ada wujud itu bermakna wujud kecuali Tuhan, jadi aku yakin bahwa aku adalah bukti keberadaan Tuhan. Kemudian saya bersaksi dalam hati saya, dan berikrar secara lisan, Asyhadu alla ilahaillalah. Saya bersaksi bahwa tidak ada wujud yang bermakna wujud kecuali Allah.
Ini sama dengan maksud, Lâ masyhûda bihaqqin illallâh. (Tidak ada yang disaksikan dengan hak kecuali Allah) La illaha illalah, La illaha illalah, La illaha illalah
Siapakah Aku?
Saya adalah roh yang diberikan jasad yang diciptakan dalam satu paket dengan akal dan nafsu.
Asal saya dari surga, dan jika Tuhan mengijinkan nanti saya akan pulang kembali kesana. Sebelum saya diberi tubuh, di alam roh saya ditanya Tuhan
Apakah kamu tidak percaya bahwa Saya adalah Tuhanmu?
dan saya menjawab, iya, saya bersaksi bahwa saya adalah ciptaan-Mu. Kemudian saya dititipkan kepada kedua orang tua saya dan dilahirkan oleh ibu dalam keadaan suci, pancer. Semua manusia pada dasarnya baik dan suci, sebelum mereka mengubah diri mereka sendiri. Perbuatan jelek kita disebabkan oleh sesuatu nafsu yang disebut sebagai empat bersaudara, tidak bisa kompak dengan diri kita, tidak terkendali dan lebih dekat dengan setan.
Itulah sebabnya keputusan kita dalam hidup kadang keluar dari garis yang telah Tuhan berikan kepada kita. Oleh karena itu, kita harus bersatu dengan Tuhan. Harus bersatu, selaras, sejalan dengan roh yang suci. Roh yang tidak bisa digoda oleh setan.
Caranya bagaimana? caranya dengan menyembah agar mendapatkan pertolongan. Hal ini sama dengan konsep Lâ ma’bûda bihaqqin illallâh (tidak ada yang berhak disembah selain Allah).
La illaha illalah, La illaha illalah, La illaha illalah
Hal ini juga ditegaskan lagi dalam alfatihah,
Iyyaka na’budu wa iyya kanastaiin,
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.
Bagaimana cara menyembah? Apakah cukup berdoa saja atau ada ritualnya?
Ini terjawab dalam syahadat kedua yaitu waasyhadu anna muhammadarurrosulullah.
Asyhadu alla ilahaillalah, Ikrar pertama bahwa kita percaya bahwa tidak ada wujud yang bermakna wujud kecuali Allah,
ikrar kedua, waasyhadu anna muhammadarrosulullhoh
Ikrar bahwa kita percaya, Nabi Muhammad adalah Utusan Allah. Percaya pada pencipta kehidupan adalah hakekatnya, Sedangkan percaya dan kemudian melakukan apa yang diajarkan oleh Nabi itu adalah cara.
itulah jalannya, ada aturan-aturan yang disebut syariah. Melalui Nabi Muhammad SAW. akhirnya kita mengenal Al-Qur'an dan hadits, Al-Qur'an adalah firman Allah yang disampaikan kepada kita melalui Nabi Muhammad SAW, sedangkan hadits adalah semua perkataan dan semua perbuatan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
Keduanya adalah panduan hidup kita. Jadi tidak cukup hanya percaya, harus ada ritual, harus ada syariat yang harus dilakukan. Salah satu rutinitasnya adalah Sholat. Syariat tanpa Hakekat KOSONG. Hakekat tanpa syariat BATAL. Maka keduanya harus dilakukan bersama, Fiqih dan tasawuf tidak bisa terpisah, Tidak bisa dipisahkan. Sebab kalau fiqih itu aturan
kita bisa menginjak ke arah Tasawuf itu karena fiqih itu tadi, Karena fiqih kita bisa membersihkan diri secara lahir, Maupun secara batin, Kita tetap kembali kepada apa yang telah diperoleh Rasulullah. Rasullullah sholat maka kita ya sholat. Sholatlah seperti kamu melihat saya sholat (Hadits)
Apa tujuan kita mempelajari semua ini?
Tingkat pertama biasanya untuk keperluan duniawi, untuk tujuan jabatan, untuk mendapatkan karir, mendapat jodoh atau tujuan kaya, itu tidak salah, tetapi masih pada tingkat yang paling rendah, tingkat adalah untuk tujuan masuk surga,, itu juga tidak salah, karena umumnya orang tidak ingin masuk neraka, tapi masih ada level tertinggi yaitu untuk sampai, tidak ada motif lain kecuali kepada Tuhan. (Ikhlas).
Inilah yang kita ucapkan tiap hari minimal lima kali sehari ketika sholat. Innasholati wanusuki wamahyaya wamamati lilahi robbil alamain.
Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam. Untuk mencapai berbagai macam tujuantadi, ujian pertama adalah ikhlas. Tujuan lain harus dibuang dulu dan kita naikkan pada tingkat keikhlasan. Ini juga nasehat untuk diri saya sendiri. Ikhlas adalah pelajaran yang paling tidak terlihat, jika sholat, zakat, haji itu terlihat. Namun ikhlas tidak ada yang melihat kecuali Allah.
Setelah ikhlas kemudian kita mau belajar apa yang diridhoi Tuhan. Jika hal ini sudah mulai kita dilakukan maka kita sudah berada di jalan ma'rifatullah atau jalan mengenal Tuhan.
Bagaimana caranya mengenal Tuhan?
Kita dapat memahami dengan dua cara, yang pertama adalah melalui Akal, ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu melalui melalui ayat-ayat kauliyah dan melalui ayat-ayat kauniyah. Ayat kauliyah adalah ayat dalam Al-Qur'an, sedangkan ayat kauniyah adalah ayat di dunia termasuk ilmu pengetahuan umum.
Yang kedua adalah makrifatullah melalui sifat dan asmaul husna. Tapi begitu logika Anda mulai sampai kemana-mana. Hentikan dulu, karena ada batas yang tidak bisa ditembus akal. Kita perlu berhenti, rileks, dan mulai merasakan.
Allah, Wujud, Qidam, Baqa'
Mukholafatu lil haaditsi
Qiyamuhu binafsihi,
Wahdaniyah, Qudrat, Iradat
'Ilmun, Hayat,
Sama', Bashar, Kalam, Qadiran
Muridan, aliman, khayyan, sami'an
Bashiran, mutakalliman
Itu ditutup oleh ahli tauhid di ummul barwin
Membahasa tentang sifat-sifat Allah
Seperti wujud qidam, baqa' dst
Itu kita bahas sebatas artinya itu saja. Tidak boleh kita membahas sampai mendetail
Jadi, apa itu "Manunggaling Kawula Gusti"?
Manunggaling kawulo Gusti adalah ketika kita sudah mampu bersatu atau bersamaan dengan kehendak Tuhan. Syaratnya sudah harus ada di jalan ma'rifatullah. Setelah berada di jalan ma'rifatullah, akhirnya tiap hari kita bisa maiyatullah, atau manunggal atau bersama. Maiyah artinya bersama, maiyatullah artinya bersama dengan Tuhan.
Dimanapun bersama Tuhan, kapanpun, pagi, siang, sore, malam selalu bersama Tuhan. Langkah dan keputusan kita selalu dibimbing oleh Allah melalui para malaikat utusannya. Dan secara khusus bisa mendapatkan pertolongan Tuhan.
Tapi karena kita bukan nabi atau wali, maka pertolongan Tuhan bukan berupa karomah atau mukjizat, Maksimalnya adalah maunah. Tapi itu sudah bagus, karena maunah itu adalah kejadian luar biasa. Hampir mirip karomah, namun diberikan kepada orang umum.
Contoh mudahnya, ada seseorang yang sudah putus asa karena sakit ternyata bisa sembuh
Dan masih banyak contoh lainnya. Pertolongan yang paling umum adalah doa yang dikabulkan jika memang doa itu baik untuk diri kita.
Saya tidak menyebutkan satu persatu, tirakat yang harus dilakukan, nanti saya tampilkan saja di layar, dan nanti saya tulis di deskripsi, Itu sudah urut, Anda hanya perlu membaca dalilnya saja lebih baik jika Anda memahami tafsirnya agar lebih mantap. Anda bisa membacanya sendiri dengan kitab tafsir dan bisa juga melalui guru yang memiliki ilmu tafsir quran.
Yang penting jangan hanya baca terjemahannya saja.
Sekian blog kali ini mengenai Agama enek moyang suku Jawa , apabila terdapat kesalahan mohon maaf karena saya manusia biasa yang dapat melakukan kesalahan, sekian Terimakasih telah mengunjungi blog saya .
[' ']
Komentar