Sejarah Italia Yang Berusaha Menaklukkan Benua Afrika. Perang Italia - Ethiopia


jika kita melihat perang di televisi game film atau media lainnya kita bisa melihat banyak prajurit saling nembak mereka menggunakan segala cara untuk mengalahkan musuhnya, ada yang nembak memakai senapannya memukul dengan tangan kosong, menghantam dengan batu, bahkan menuju mereka dengan Bayonette.






fenomena ini cenderung membuat kita percaya bahwa perang seakan-akan tidak memiliki aturan sama sekali, yang penting bagaimana cara memenangkan pertempuran. Namun salah besar jika kalian berpendapat seperti itu. Perang sebenarnya memiliki aturan dan kita akan membahas salah satu kejahatan perang yang paling terkenal yang membuat Red

Cross dan LBB (Liga bangsa-bangsa) menjadi geram yaitu invasi Italia ke Ethiopia menjelang perang dunia kedua, perang ini merupakan perang yang akan mempertaruhkan reputasi Mussolini dan rezim fasis nya untuk mencapai kejayaan Italia seperti di era Romawi dulu





Di masa itu negara-negara di Eropa saling berebut kekuasaan di Afrika, seperti saat Belgia menguasai konggo dan Jerman menguasai namibia, berbeda dengan banyak negara-negara besar Eropa lain Italia yang kita kenal saat ini baru resmi menjadi negara di tahun 1861, sebelumnya mereka tidak lebih dari kumpulan negara-negara yang saling bersaing.


Negara baru yang penuh Ambisi ini tidak mau ketinggalan dari para tetangga Eropa dalam usaha mendapatkan koloni di Afrika, sebuah perusahaan asal Italia Rubatino navigation company mencoba membeli satu kota pelabuhan  yang bernama ASSAB pelak di tahun 1882 perusahaan ini akan memberikan hak kepemilikan ASSAB kepada kerajaan Italia.





lokasi ASSAB yang berada di tanduk Afrika, sekaligus ditepian Sungai kanal tentunya memberikan banyak keuntungan bagi Italia, mereka dengan mudah mentransfer pasukan dan persediaan dari Italia ke Afrika. Italia yang ingin kebagian sepotong kue dari Afrika pun dengan segera mendaratkan banyak masukkan di ASSAB dan perlahan namun pasti Eritrea akan dikuasai Italia di tahun 1885.


Menelik II



Hal ini terjadi akibat ketidak efektifan Raja Ethiopia yang membuat popularitasnya menurun dan menimbulkan banyak saingan, seperti Menelik II, raja Yohanes 4 akhirnya terbunuh saat kalah di pertempuran Metema dan kematian ini membuat Italia menjadi satu-satunya kekuatan di tanduk Afrika pada saat itu.


Hal ini membuat Menelik II  ingin bekerjasama dengan Italia demi mendapat kekuasaan, persaingan internal seperti inilah yang membuat banyak wilayah di asia maupun Afrika dengan mudah jatuh ketangan bangsa-bangsa Eropa. Untuk mendorong persahabatan Italia dengan Ethiopia di bawah Menelik II, dikeluarkanlah  perjanjian Ucale yang ditandatangani pada 2 Mei 1889.


Perjanjian ini memiliki dua versi, yang pertama ditulis dalam bahasa Amharik dan yang satu lagi  ditulis dalam bahasa Italia. Hal ini menimbulkan miskomunikasi Italia dan Ethiopia karena dalam versi Amharic Menelik II diperbolehkan berhubungan dengan negara lain dengan bantuan Italia jika Menelik II menginginkannya, namun dalam versi Italia Menelik II malah diwajibkan untuk menggunakan jasa Italia dalam hubungan dengan negara lain.


Italia seolah-olah menyatakan bahwa Eritrea adalah negara protektorat mereka, yang disukai oleh Menelik II, Menelik II menolak klaim Italia di tahun 1890 dan meminta Italia Untuk membatalkan perjanjian, Italia menolak dan hubungan kalian dan Ethiopia menjadi semakin memanas. Italia mengirimkan pasukan dan mengadakan ekspedisi militer di sepanjang Sungai Maret.


Sungai Maret



Menelik II kemudian meminta Perancis untuk membantu mengatakan Italia namun Perancis menolak, sehingga ia meminta bantuan kepada kekasaran Rusia Rusia mengirim seorang perwakilan yang bernama Nikolay Leontief, kelak lewat Leontief lah Ethiopia mendapatkan bantuan persenjataan, dengan bantuan ini pernyataan Ethiopia meningkat drastis sebagian diantaranya bahkan lebih modern dari persenjataan Italia sekalipun jumlahnya masih terbatas.


Saat perang Italia ethiophia pertama meletus Italia menggunakan senapan vitali yang telah ketinggalan zaman karena senjata ini masih memakai Cartridge bubuk hitam, dikala negara-negara lain telah memakai smokes powder yang lebih efektif. Rusia mengirim senapan bernama Mosin-Nagant untuk mempersenjatai Ethiopia, walaupun jumlahnya masih terbatas.

Untuk saat itu senjata ini sangat mutakhir dan bisa diandalkan, dan hal ini membuat sebagian Prajurit Ethiopia memiliki persenjataan yang relatif lebih baik jika dibandingkan militer Italia. Simpelnya kita lihat yang merasa dirinya adalah bangsa Eropa memutuskan menyerang Afrika yang dirasa lebih inferior, terbelakang dan primitif.

 Namun setelah bantuan Rusia didatangkan tidak dibutuhkan waktu lama bagi ethiophia untuk mengalahkan Italia, pasukan Italia mulai kalah dimana-mana yang puncaknya adalah pertempuran Adwa.kekalahan ini membuat Italia meninggalkan impiannya untuk menguasai Ethiopia dan mereka juga merasa dipermalukan oleh bangsa Afrika.


Hal ini menjadi luka mendalam dan dendam yang akan dibalas di kemudian hari, peristiwa inilah yang dimanfaatkan oleh Mussolini untuk menaikkan Popularitasnya di Italia, dan ia berjanji dibawah kepemimpinannya bangsa Italia bisa mencapai kejayaan seperti di masa Republik Romawi.


Saat diambil alih oleh Mussolini Italia  mengalami banyak perubahan drastis yang membuatnya diperhatikan negara lain sebagai diktator Musollini memaksa code of personality bagi rakyat Italia, Ia memberantas mafia dan menghajar siapapun yang menghalanginya.


Mussolini



Hal ini terbukti berhasil dan membuatnya terlihat kuat dikalangan rakyat, baginya tidak boleh ada penguasa lokal seperti mafia, hanya rezim lah yang boleh berkuasa keberhasilan memberantas mafia terbukti meningkatkan popularitasnya yang membuat Italia  bisa mengalihkan perhatian keluar negeri, yaitu mengurus  Ethiopia.


 Mussolini berniat menepati janji kampanyenya untuk membalas kekalahan sebelumnya dengan mengalahkan Ethiophia, dibawah perintahnya Italia membangun benteng di Oasis walwal yang berada di wilayah sengketa Ethiopia Italia, hal ini membuat Ethiopia Nggak terima dan menyerangnya, serangan Ethiopia membuat Italia menuduhnya melakukan Agresi Militer karena benteng ini dianggap berada di daerah Italia.


Krisis yang berlangsung dari bulan Desember 1934 terus berlanjut hingga Mussolini menjadikannya alasan untuk menyerang Ethiopia secara penuh di tanggal 3 oktober 1935. kali ini Militer Italia belajar dari kesalahan sebelumnya dengan persiapan yang sudah lebih baik.


Italia yang hanya memiliki 110.000 prajurit berhadapan dengan 800.000 prajurit Ethiopia. Meskipun begitu Mussolini percaya bahwa Italia memiliki keuntungan dalam hal persenjataan yang sudah jauh diperbaharui dan menunjuk Jenderal Emilio De Bono sebagai pemimpin pasukan Italia di Afrika Timur.


Sementara itu di pihak Ethiopia persenjataannya semakin ketinggalan hal ini bisa terjadi karena sekutunya Rusia telah berubah menjadi negara komunis, perubahan ini membuat militer Ethiopia kesulitan mendapatkan persenjataan yang lebih baik, hal membuat kondisi perang jauh berbeda dengan perang sebelumnya, akibatnya sebagian prajurit terpaksa hanya dipersenjatai tombak pedang dan panah, bahkan amunisinya sangatlah terbatas.


kondisi ini membenarkan peribahasa Latin yang berkata si vis pacem para bellum. Kegagalan Ethiopia mempersiapkan militernya membuat mereka berhasil dikalahkan oleh militer Italia yang reputasi militernya dikenal enggak terlalu hebat dalam perang dunia kedua.


Sebagai anggota LBB Italia sebenarnya dilarang untuk menjadi agresor dalam pertempuran melawan negara lain, terlebih melawan sesama anggota LBB, mereka bahkan tidak melarang atau memberikan teguran ke Italia yang memakai kanal Suez sebagai jalur transportasi dan material perang militernya. Selain itu protokol Geneva tahun 1975 yang melarang penggunaan senjata kimia juga dilanggar oleh Italia.


Italia menyangkal penggunaan senjata kimia karena menurut mereka militer Ethiopia lah yang melakukan kejahatan perang terlebih dahulu dan mereka hanya sekedar membalasnya, pernyataan Italia memang ada benarnya karena demi memenangkan perang ini kedua pihak sama-sama melakukan kekejaman yang dapat diklasifikasikan sebagai kejahatan perang.

Bagi militer senjata kimia adalah senjata yang paling efektif . Italia menggunakan senjata kimia seperti gas mustard yang dulunya dipakai Jerman pada perang dunia pertama, bedanya Italia menjatuhkan bom Mustard lewat pesawat mereka dan menembak gas tersebut dengan menggunakan artileri, salah satu Serangan yang terkenal terjadi di Desa Takkaza dimana pesawat Italia menembakkan gas air mata dan  asphyxiating ke penduduk setempat gas mustard sangat efektif dalam melukai prajurit Ethiopia karena kain seragam yang tipis memudahkan kontak dengan gas tersebut, selain menimbulkan korban jiwa efek yang lebih seram adalah membuat moral tentara ethopia menjadi menurun.


Penggunaan gas tentu membuat banyak anggota LBB kaget, namun negara yang paling kuat LBB seperti Inggris dan Perancis tidak berani mengambil tindakan apapun, mereka sangat berhati-hati dan berusaha untuk tidak memulai terjadinya konflik internasional lagi, terlebih kebangkitan Jerman kini menjadi masalah yang jauh lebih besar di wilayah Eropa. Bagi para pemenang Perang Dunia Pertama kenangan mahal di perang sebelumnya membuat perang Eropa menjadi sangat tidak populer, tidak heran jika para politisi dan masyarakat Eropa menjadi sangat Pasif dan cenderung melakukan kompromi untuk menghindari terjadinya perang besar.


Hal ini dimanfaatkan Jerman dan Italia dengan sangat baik, untuk menuntut perluasan wilayah dengan mengorbankan negara-negara lain yang lebih kecil atau dianggap kurang signifikan.





Kembali ke perang Ethiopia, organisasi seperti ICRC berusaha mendirikan pos-pos demi membantu Ethiopia, namun hal ini dibalas Italia dengan kirimin hujan buatan yang mengandung gas mustard ke pos-pos ICRC.


Pada bulan Mei 1936 atau 40 tahun setelah kekalahan Italia dan Ethiopia Addis Ababa (ibukota Ethiopia) berhasil dikuasai oleh Italia. Raja Ethiopia saat itu akhirnya meninggalkan Ethiopia di bulan yang sama menunju ke Palestina sebelum pergi ke Inggris.

Jatuhya Addis Ababa secara efektif mengakhiri Perang Italia Ethiopia kedua meski pertempuran masih berlanjut hingga tahun 1977. Ethiopia sebagai sebuah negara sudah dianeksasi oleh Italia tahun 1941, setelah itu militer Inggris dan Ethiopia berhasil mengalahkan Italia dan mengembalikan Raja selassie kembali ke tahtanya.


Pembebasan Ethiopia terjadi di awal 1941 yang membuatnya secara resmi menjadi negara sekutu pertama yang berhasil dibebaskan saat perang dunia ke-2, lalu Menurutmu apakah pelajaran yang bisa kita ambil dari konflik Italia ini ?


Sekian blog kali ini mengenai Sejarah Italia Yang Berusaha Menaklukkan Benua Afrika. Perang Italia - Ethiopia , apabila terdapat kesalahan mohon maaf karena saya manusia biasa yang dapat melakukan kesalahan,  sekian Terimakasih telah mengunjungi blog saya .

[' '] 




Iklan ada di sini

Komentar