Payung Anti Rudal Israel Iron Dome
Dalam konflik Israel Palestina beberapa waktu terakhir ini, termasuk dalam konflik beberapa tahun sebelumnya,
Pelncur Iron Dome |
kita sering disuguhi aksi dari sistem pertahanan milik Israel yakni Iron Dome atau kubah besi
Dalam bahasa Ibrani namanya adalah Kippat Barzel. Kesemuanya memiliki arti yang sama
Rudal-rudal dari sistem Iron Dome sukses mencegat dan menghancurkan roket-roket yang akan menyerang kota-kota Israel.
Dalam video ini, kita akan mengulas tentang kecanggihan dan prinsip kerja dari Iron Dome.
Disini, kita tidak akan membahas konflik antara Israel dan Palestina.
Tetapi hanya fokus membahas tentang teknologi dari Iron Dome.
Tentang masalah Palestina, sikap kita jelas.
Sebagaimana sikap bangsa Indonesia sejak dahulu selalu mendukung perjuangan rakyat palestina untuk memperoleh kemerdekaan
Dan menentang penjajahan oleh Israel serta menentang zionisme dengan tidak pernah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
Kita lanjutkan pembahasan tentang Iron Dome.
Iron Dome merupakan sistem pertahanan udara dengan Type C-RAM atau Counter Rocket, Artillery and Mortar
Jadi sistem ini deirancang untuk menangkis serangan roket, artilleri dan mortir
Ketiganya memiliki persamaan yakni lintasan atau trajectory berbentuk parabola dan umumnya tidak berpemandu atau unguided.
Iron Dome dirancang untuk dapat menangkis serangan roket dan artilleri yang ditembakkkan dari jarak antara 4 km hingga 70 km
Iron dome dikembangkan oleh Rafael Advanced Defence System dan Israeli Aerospace Industry.
Sistem ini mulai efektif digunakan sejak tahun 2011.
Iron dome terdiri dari 3 komponen utama, yakni Sistem Radar, Battle Management & Weapon Control dan Unit Peluncur Misil.
Yang pertama adalah sistem radar yang berfungsi untuk mendeteksi ancaman datang.
Radar pada sistem Iron Dome menggunakan radar EL/M-2084 yang dikembangkan oleh Elta System Ltd,
anak perusahaan dari Israeli Aerospace Industry.
Radar EL/M-2084 merupakan multi mission radar dengan teknologi AESA atau Active Electronically Scanned Array
yakni, setiap elemen antenna radar memiliki transmiter tersendiri. Sehingga bisa memancarkan gelombang multi spektrum.
Radar ini mampu mendeteksi peluru artilleri dari jarak 100 km.
Iron Dome menangkis Rudal |
Untuk target yang lebih besar seperti rudal bertenaga turbojet atau ramjet atau yang biasa diistilahkan sebagai air breathing target
radar mampu mendeteksinya hingga jarak 350 km.
Untuk target berukuran kecil semisal peluru artilleri, radar bisa melacak hingga 200 peluru artilleri secara bersamaan
Untuk target yang lebih besar seperti pesawat dan rudal, bisa dilacak hingga 1200 target.
Selain untuk mendeteksi dan melacak target, radar ini juga digunakan sebagai pengendali dari rudal penangkis yang ditembakkan.
Radar, akan melacak posisi rudal dan mengarahkannya untuk menuju roket atau artilleri yang akan dicegat dan dihancurkan.
Untuk menghindari salah tembak atau friendly fire, radar ini dilengkapi degan perangkat IFF,
untuk membedakan mana objek kawan dan mana objek lawan.
atau Identification friend or foe
Sebagai perangkat deteksi tambahan, terdapat pula sensor elektro optical dengan sensor inframerah.
Hasil deteksi dari radar ini dikirimkan ke Battle Management & Weapon Control atau BMC.
Ini adalah otak dari sistem Iron Dome. Disini hasil deteksi radar tersebut dianalisa.
Dalam beberapa detik setelah target terdeteksi, sistem sudah mampu mengkalkulasi lintasan dari target dan memperkirakan dimana titik jatuhnya roket atau artilleri tersebut.
Dengan mengkalkulasi lintasan proyektil tersebut, sistem juga dapat mengetahui lokasi peluncuran dimana nantinya dapat mengirimkan serangan balasan.
Jika lintasan roket diperkirakan akan jatuh ke tempat pemukiman atau objek vital, maka sistem akan menembakkan rudal untuk mencegat dan menghancurkan roket tersebut.
Namun jika lintasan roket musuh menuju area kosong yang tak berpenghuni, maka sistem akan membiarkan saja roket tersebut.
Sistem Radar dan BMC ini umumnya berada di tempat yang sama, dilengkapi dengan power supply dan jaringan telekomunikasi.
Posisi Radar dan BMC berada jauh dari janngkauan musuh dan umumnya ditempatkan di tempat yang tinggi untuk memaksimalkan deteksi.
Sedangkan komponen ketiga yakni unit peluncur misil ditempatkan terpencar-pencar di garis depan
Unit peluncur ini bersifat mobile dan selalu berpindah pindah untuk menghindari serangan atau sabotase musuh.
Sebenarnya, Radar dan BMC juga bersifat mobile.
Antara unit peluncur dengan radar dan BMC dihubungkan dengan sistem telekomunikasi wireless.
Setiap unit peluncur terdiri dari 20 rudal atau interceptor yang bernama Tamir.
Nama Tamir merupakan akronim dari Til Meyaret yang berarti rudal pencegat.
Tamir merupakan rudal dengan pendorong roket berbahan bakar padat dan dilengkapi dengan active radar homing.
Ketika diluncurkan, tamir ini dikendalikan oleh sistem radar menuju target yang akan dicegat.
Komunikasi antara Interceptor Tamir dan radar menggunakan datalink dua arah.
Setelah mendekati targetnya, tamir akan beralih menggunakan radarnya sendiri mendeteksi secara akurat posisi target.
Dengan dikendalikan oleh sirip-siripnya, Tamir akan mengejar dan mencegat target.
Interceptor Tamir dilengkapi dengan proximity laser yang terus mengukur jarak antara interceptor dengan target.
Interceptor akan meledak sedekat mungkin dengan target dalam rangka menghancurkannya
Pada saat meledak, ledakan hulu ledak melontarkan ratusan pecahan logam yang akan menghancurkan target.
Tamir dirancang agar efek dari ledakan ini bisa mengenai bagian hulu ledak dari roket musuh.
Kecanggihan dan efektifitas dari Iron Dome ini tentu harus dibayar mahal.
Meskipun tidak ada data resmi berapa tepatnya harga satu unit interseptor Tamir,
namun beberapa sumber menyebut harga per unitnya antara $50.000 hingga $100.000,-
Atau antara 700 juta hingga 1,4 milyar. rupiah.
Harga ini 100X lipat lebih mahal dibanding harga roket Hamas yang dicegatnya.
Namun jika berkaca pada konflik 2014 bahwa beberapa roket dan mortir Palestina yang berhasil mengenai Israel
menimbulkan kerugian materiil sekitar 560 milyar rupiah dan kerugian ekonomi 1,5 trilyun
maka biaya iron dome ini masih sangat layak.
Selain itu, Israel tidak perlu khawatir masalah biaya. Ada yang selalu siap membantu yakni Amerika Serikat.
Pada tahun 2014, setelah perang Gaza, Amerika Serikat memberikan bantuan darurat kepada Israel untuk produksi Iron Dome
Jumlah bantuan yang diberikan adalah 225 juta dollar atau 3.2 Trilyun Rupiah.
Hingga kini Amerika Serikat telah memberikan 700 juta dollar atau 9,8 trilyun rupiah kepada Israel
untuk keperluan riset, pengembangan dan produksi Iron Dome.
Israel diperkirakan akan melipatgandakan jumlah dari unit peluncur Iron Dome.
Ini karena sekarang Iron Dome bisa ditembus dengan serangan masif terus menerus
Ketika interceptor pada peluncur habis, maka dibutuhkan waktu untuk mengisi ulang
Pada saat inilah terjadi kekosongan pada salah satu unit peluncur sehingga roket musuh bisa masuk.
Selain itu, untuk menyerang kota-kota yang berjarak dekat atau berbatasan langsung dengan Gaza
Hamas kini menggunakan roket dengan lintasan rendah.
Lintasan roket yang rendah ini, terbukti luput dari cegatan Iron Dome.
Namun, Iron dome hanyalah salah satu dari sistem pertahanan udara berlapis yang dimiliki Israel.
Selain Iron Dome, Israel memiliki drone dome untuk menangkal serangan drone
kemudian sistem pertahanan udara jarak menengah SPYDER,
dan pertahanan udara jarak jauh yang benama David Sling.
Sistem-sistem pertahanan udara ini, membentuk perisai berlapis yang sulit ditembus
SOURCE : Lycma Mil-Tech
Sekian blog kali ini mengenai Payung Anti Rudal Israel Iron Dome, apabila terdapat kesalahan mohon maaf karena saya manusia biasa yang dapat melakukan kesalahan, sekian Terimakasih telah mengunjungi blog saya .
[' ']
Komentar